5 HAL YANG WAJIB KAMU KETAHUI TENTANG WAYANG KLITHIK KUDUS
4:15 pm
Hola-Halo Travelers... ✋✋✋
Ketemu lagi nih bareng Hola-Halo Kudus. Trav,
kali ini kita akan mengangkat tema kebudayaan Kudus. Salah satunya, wayang.
Banyak yang tidak tahu bahwa ternyata Kudus memiliki wayang khas lho… Wayang
khas Kudus namanya wayang Klithik. Mau tahu lebih banyak informasinya? Hayuuks,
Trav..
dok: seputar kudus
1.
Nama
Disebut wayang Klithik, karena saat dimainkan wayang ini berbunyi
“klikthik”. Uniknya wayang Klithik terbuat dari kayu seperti wayang golek, akan
tetapi berbentuk pipih menyerupai wayang kulit. Dari kayu inilah suara "klithik" terdengar, yakni benturan antara kayunya. Karena terbuat dari kayu, wayang klithik tidak menggunakan tiang penyangga (cempurit) yang biasanya terbuat dari tanduk
kerbau, bambu, atau kayu secang. Debog (batang pisang) yang digunakan sebagai landasan
dalam wayang kulit diganti dengan kayu panjang berlubang. Pemilihan kayu sebagai bahan dasar wayang Klithik, diyakini erat kaitannya dengan
larangan Sunan Kudus untuk membunuh sapi demi menghormati pemeluk agama Hindu.
2.
Cerita
Perbedaan yang paling membedakan wayang Klithik
dengan wayang lainnya, salah satunya adalah cerita. Berbeda dengan wayang
lainnya yang biasanya yang menceritakan tentang Mahabharata atau Ramayana, cerita
yang dimainkan dalam pagelaran wayang Klithik adalah cerita rakyat. Karena cerita
Mahabharata adalah cerita adaptasi dari India, maka wayang Klithik lebih
mengangkat cerita-cerita rakyat yang bersal dari tanah Jawa. Babad tanah Jawa, atau cerita rakyat mengenai legenda
tanah Jawa, seperti cerita Menak atau Panji Semirang.
3.
Tokoh
Kaena cerita yang diangkat adalah cerita rakyat
Jawa, maka tokoh-tokoh di dalam pagelaran wayang Klithik bukanlah Pandawa
ataupun Kurawa tetapi seperti Jaka Kendil, Jaka Tingkir atau Mbok Rondo Dadapan
dan Ande-Ande Lumut. Ini justru mengangkat dan membudayakan kembali
cerita-cerita kultur dan budaya masyarakat sendiri. Tentu, budaya Indonesia
sendiri yang harus lebih dibanggakan ya, Trav..
4.
Pagelaran
Pagelaran wayang Klithik ternyata berkaitan erat
dengan agenda Tahunan di daerah Kudus. Tepatnya di desa Wonosoco. Wonosoco
merupakan salah satu desa di Wonosoco di kecamatan Undaan, Kudus. Di Wonosoco
setiap tahun mengadakan acara Resik-resik Sendang. Resik-resik sendang ini
dilakukan sekitar bulan Juli selama dua hari berturut-turut pada hari Sabtu Kliwon dan Minggu
Legi. Di hari pertama wayang Klithik digelar di Sendang Dewot dilanjutkan hari
berikutnya di Sendang Gading. Kegiatan ini dimaksudkan sebagai perwujudan rasa
syukur kepada Tuhan atas anugerah kedua sendang yang tidak pernah habis airnya.
Karena dari sendang inilah, warga menggantungkan kebutuhan air untuk minum,
memasak dan mandi.
5.
Dalang
Tahu
gak Trav, ternyata di Wonosoco terdapat dalang yang ternyata tidak memiliki
darah (keturunan) sebagai dalang lho. Ialah pak Sumarlan yang kini telah
berusia tidak muda lagi. Oleh karenya Mbah Marlan, begitu beliau disapa digantikan
oleh Sutikno, putranya. Mbah Marlan justru mempelajari wayang Klithik secara
otodidak sedari kecil. Oleh karenanya, tak semua Dalang harus memiliki
keturunan dari ayah atau kakek seorang dalang ya Trav. So, adik-adik dan
Travelers yang berminat jadi dalang gak perlu nunggu yang namanya reinkarnasi
jadi anak dalang lagi ya Trav. hehe
Gimana, Trav? Masih mau gak dolan ke Kudus? Yuk
Trav, kunjungi terus Hola-Halo Kudus untuk informasi lebih menarik tentang
Kudus ya..
0 komentar