3 Fakta Unik Perayaan Ampyang Maulid
9:08 pmHola-Halo Travelers… ✋✋✋
Bingung menyambut perayaan maulid nabi gimana? Ke Kudus Aja…
Selain terkenal karena wisata religi, Kudus juga kaya akan budayanya. Salah satu budaya khas yang masih dipertahankan hingga sekarang yakni acara Ampyang Maulid. Mau tau apa itu Ampyang Maulid? Ini nih, fakta unik yang uda dirangkum Hola-Halo Kudus yang harus kamu ketahui mengenai perayaan maulid nabi di Kudus.
Lihat: Kudus Cultural Festival :3 Hal yang Luput Sorotan
Lihat: Kudus Cultural Festival :3 Hal yang Luput Sorotan
Holahalo : Budaya Ampyang Maulid Kudus |
1. Nama Ampyang Maulid
Trav, nama Ampyang Maulid ternyata diambil dari nama sebuah makanan lho. Ampyang Maulid terdiri dari dua kata yaitu Ampyang dan Maulid. Menurut keterangan sesepuh desa Loram Kulon, “Ampyang” adalah jenis kerupuk yang terbuat dari tepung dan beraneka warna. Sedangkan “Maulid” berasal dari Bahasa Arab “Walada” yang artinya kelahiran. Yang dimaksudkan disini adalah kelahiran nabi Muhammad S.A.W. Jadi Ampyang maulid berarti makanan yang ditata untuk memperingati hari kelahiran nabi Muhammad.
Holahalo : Budaya Ampyang Maulid Kudus |
2. Bentuk Tatanan Makanan
Ampyang Maulid diadakan setiap tanggal 12 rabiul Awal dalam kalender Hijriah. Ini merupakan budaya yang masih dilestarikan oleh warga desa Loram Kulon, namun sekarang tidak hanya warga Loram yang menikmati, tetapi warga Kudus bahkan wisatawan menanti agenda tahunan di Kudus ini, Trav. Menariknya, Ampyang Maulid yang berupa panganan seperti nasi kepel, buah-buahan dan jadah pasar didekorasi membentuk gunungan setinggi 1,5 meter. Jika dari bentuknya memang mirip gundukan/ gunungan makanan dalam acara Sekaten di Solo.
Holahalo : Budaya Ampyang Maulid |
3. Sudah ada sejak abad ke-16
Tahu gak Trav, Ampyang Maulid yang merupakan budaya turun temurun di desa Loram, Kudus ternyata sudah ada sejak abad ke-16. Kebayang kamu dimana saat itu? Haha. Hal ini berkaitan dengan pembangunan masjid wali At-Taqwa desa loram. Raden Toyib yang bergelar Sultan Hadirin, sebagai pelopor karnaval Ampyang Maulid. Sultan Hadirin merupakan pendiri masjid wali At-Taqwa dan Gapura semacam menara kuno yang terletak di depan Masjid loram. Dalam pembangunannya, Raden Toyib dibantu oleh Tjie Wie Gwan yakni pengukir ulung dari Cina yang kemudian dijuluki Sungging Badar Duwung. Namun dalam perkembangannya saat zaman penjajahan, Ampyang Maulid sempat tidak diadakan mengingat situasi dan kondisi dalam himpitan penjajah. Sedangkan saat gerakan partai komunis Indonesia (PKI) mencuat, tradisi ampyang ini sempat terhenti juga karena situasi politik. Namun dalam perjalanan keadaan Indonesia yang mulai membaik sekitar tahun 1995 M tradisi Ampyang Maulid kembali dilaksanakan sebagai syiar agama islam. Benar-benar cara penyebaran agama yang anti kekerasan ya, Trav.
Baca: Jadwal Maulid Nabi
Baca: Jadwal Maulid Nabi
Holahalo: Budaya Ampyang Maulid Kudus |
Bagi Trav yang berkeinginan ke acara karnaval Ampyang Maulid, saya sarankan membawa topi. Kenapa? Karena biasanya acara dimulai siang hari yang berupa arak-arakan dari Lapangan Loram menuju masjid At-Taqwa. Acara juga dimeriahkan dengan pameran, pertunjukan tarian daerah, tokoh/ wajah yang telah dimake-up menyerupai setan, kyai, bahkan pengantin, serta lomba-lomba yang diikuti oleh peserta dari Madrasah, RTQ maupun TPQ. Acara diakhiri pembagian nasi kepel yang menjadi rebutan. Dijamin gak bakalan bosen deh mengikuti acara ini, Trav.
Perayaan atau memperingati hari kelahiran nabi Muhammad dapat dengan berbagai cara ya.. Seperti di Kudus ini, selain khidmat juga tetep bahagia dengan kemeriahan Ampyang Maulid. Kudus banget pokoknya..
0 komentar